Liputan6 Galerry

Surabaya - Penjara Klas I Surabaya itu dikelilingi tembok tebal dan menjulang tinggi. Sungguh menyeramkan. Namun siapa yang sangka di dalamnya memiliki napi-napi yang punya keahlian dalam berkarya. Detikcom bersama rombongan dari Ditjen PAS, berkesempatan melihat secara langsung kehebatan para napi dalam berkreasi, Kamis (12/1/2012). Lokasi yang pertama ditinjau adalah bengkel pembuatan alas dan sandaran kursi. Belasan napi, yang sebagian besarnya memiliki tato di tangan, tengah sibuk membuat barang tersebut. Ada beberapa proses yang harus dilalui untuk bisa sampai menjadi bahan baku sandaran kursi yang siap dijual. Dan setiap napi tersebut, sudah memegang peranannya masing-masing. Salah satu napi yang bekerja, Agus (39 tahun), sangat senang bisa dipercaya ikut bekerja dalam pekerjaan ini. Terpidana 4 tahun kasus narkoba ini dalam sehari bisa mendapat upah Rp 5 ribu. "Lumayan buat bantu keluarga dan uang rokok," kata Agus. Barang-barang ini nantinya akan dijual melalui PT JOS. Marketing perusahaan ini, Joko Naryanto, mengakui kualitas karya napi ini tidak kalah dari produk lain. "Kualitasnya bagus," jelas Joko. Kalapas, Nur Achmad Santosa, menerangkan jika mereka tidak sembarangan dalam memilih napi yang bakal dikerjakan. Seluruh napi akan dipantau lebih dahulu melalui proses masa orientasi. Di tempat lain, ada juga bengkel yang khusus untuk membuat kursi dan mebel. Hebatnya lagi, produk-produk ini diekspor ke berbagai negara tetangga. "Mulai ke Singapura hingga ke Eropa," lanjut Nur. Ada juga napi yang membuat perabotan dapur. Mulai dari panci hingga wajan. Ada juga napi yang membuat pegangan tangga atau gerbang. Dan yang paling muktahir, sejumlah napi tengah mengerjakan pembuatan kapal fiber. Proses pengerjaannya ini sendiri bekerja sama dengan Universitas Muhamaddiyah Surabaya. Semua alat, lokasi pekerjaan dan bahan baku sudah disediakan. Napi ini tinggal mengerjakan pekerjaannya dibantu oleh beberapa instruktur terlatih. Pihak Lapas bekerja sama dengan sejumlah perusahaan untuk membina napi-napi ini. Awalnya memang sulit, namun pelan-pelan, para napi ini akhirnya mau untuk disuruh bekerja. Dirjen PAS, Sihabuddin, sendiri mecanangkan tahun ini sebagai tahun bengkel kerja pemasyarakatan bangkit. Sihabuddin mendorong agar setiap Lapas bisa memiliki kegiatan seperti ini. "Selama ini orang melihat Lapas hanya sebagai tempat pembuangan sampah. Lapas dipandang sebelah mata," jelasnya.
Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.